skip intro/masuk

Logo sciemics

Selasa, 11 Desember 2012

Pacaran : Investasi Kebohongan

Share on :

  hai-online.com
Bismillah...
Untuk Shahibul Muslimin yang remaja khususnya, tulisan ini penting jika kalian baca. Telah banyak remaja yang melakukan ini (pacaran), entah itu motifnya agar ingin diperhatikan, ingin dicintai lawan jenis, ingin melindungi lawan jenis, agar semangat belajar, atau motif-motif lainnya. Maka dari itu, remaja-remaja ini berusaha memikat lawan jenis agar bisa menjadi pacarnya untuk memenuhi motif mereka. Maka apabila motifnya itu terpenuhi, maka lawan jenisnya itu ditinggalkan begitu saja, meski tidak semua remaja bersikap seperti ini. Meskipun begitu, pacaran dengan motif apapun (entah itu sifatnya positif atau negatif) tentunya hal yang dilarang dalam agama kita, bukankah hal ini sudah dijelaskan dalam Al-Quran tentang larangan mendekati zina? Pacaran itu kan mendekati zina, betul teu?

Seseorang ada yang mengatakan bahwa boleh pacaran, tetapi pacaran yang Islami. Masa ada sih pacaran yang Islami? Sumpeh loe? Ya jelas tidak ada. Agama kita tidak mengajarkan seperti itu, tidak ada di dalam Al-Quran, sunah Rasulullah atau kamus apapun yang namanya pacaran Islami atau bolehnya pacaran dengan menjalankan nilai-nilai keislaman, TIDAK ADA!
Disebutkan di dalam judul tulisan ini bahwa pacaran adalah suatu investasi kebohongan, apa sih maksudnya? Menurut KBBI, investasi berarti "menanam modal", sedangkan kebohongan berarti "peruhal bohong atau sesuatu yang bohong". Jika di-jogres-kan, investasi kebohongan berarti menanam sesuatu dalam kebohongan. So, apa korelasi antara pacaran dengan investasi kebohongan? Jangan pindah website dulu ya, karena pembahasan kita belum beres, oke bray?
Shahibul Muslimin, mari perhatikan pertanyaan simple berikut ini, lalu jawab di dalam hati kita. Apa motif kita untuk pacaran? Setelah pacaran, kita mau ngapain? Apa yang kita inginkan dari dia? Apa kita rela berkorban untuknya? Jika mau berkorban, untuk apa? Apa setelah menjalin hubungan, apa ada rasa capek baik jiwa maupun hati yang menimpa kita? Apa kita merasa galau selama menjalin hubungan? Jika sudah tergambar di dalam benak kita tentang jawaban dari pertanyaan ini, apakah kita memahami bahwa kita menginvestasikan sesuatu untuk seseorang yang belum tentu menjadi milik kita? Kita melakukan sesuatu dan berkorban untuk orang yang tidak halal untuk kita, apakah dengan hal ini Allah akan memberkahi kita?
Sejenak kita renungkan, kita menghabiskan investasi uang misalnya untuk membeli pulsa (untuk menelepon atau SMS si dia), mengajak nonton, jalan-jalan, memberi barang yang spesial dengan harga tinggi dan sebagainya, apakah itu bukan termasuk pemborosan yang tidak bermanfaat? Kita menghabiskan investasi waktu misalnya untuk mengobrol tidak jelas, SMS-an seharian, memikirkan dia seharian dan masih banyak lagi. Apakah itu bukan termasuk suatu perbuatan yang menyia-nyiakan waktu? Waktu dan uang adalah investasi, sudah seharusnya kita menggunakannya untuk hal-hal yang bermanfaat. Bukankah semua investasi itu kita berikan untuk kebohongan belaka?
Pacaran memang menurut sebagian besar remaja adalah sesuatu yang mengasyikan. Memang sudah terlihat jelas jika melakukan perbuatan maksiat itu mengasyikan dan kita mudah untuk melakukannnya, seperti pacaran misalnya. Namun apabila kita melakukan kebaikan, bahkan itu adalah untuk kebaikan kita sendiri kita terkadang sulit untuk melakukannya, misalnya shalat tepat waktu. Hal inilah yang menjadi tantangan remaja kita saat ini, sulit melakukan kebaikan tetapi mudak melakukan kemaksiatan, khususnya pacaran karena pacaran itu adalah sebuah kemaksiatan yang bisa menjerumuskan pelakunya ke pintu kenistaan (baca : zina).
Masih mau memberikan investasi untuk kebohongan?
Pacaran : Investasi Kebohongan. Nikah : Investasi Kebenaran untuk Dunia dan Akhirat, Insya Allah.
Allahu A'lam.
sumber:  http://www.umatmuhammad.com/2012/12/pacaran-investasi-kebohongan.html#.UMdHCKyf7gZ

0 komentar:

Posting Komentar