Bismillah...
Untuk Shahibul Muslimin yang remaja khususnya, tulisan ini
penting jika kalian baca. Telah banyak remaja yang melakukan ini
(pacaran), entah itu motifnya agar ingin diperhatikan, ingin dicintai
lawan jenis, ingin melindungi lawan jenis, agar semangat belajar, atau
motif-motif lainnya. Maka dari itu, remaja-remaja ini berusaha memikat
lawan jenis agar bisa menjadi pacarnya untuk memenuhi motif mereka. Maka
apabila motifnya itu terpenuhi, maka lawan jenisnya itu ditinggalkan
begitu saja, meski tidak semua remaja bersikap seperti ini. Meskipun
begitu, pacaran dengan motif apapun (entah itu sifatnya positif atau
negatif) tentunya hal yang dilarang dalam agama kita, bukankah hal ini
sudah dijelaskan dalam Al-Quran tentang larangan mendekati zina? Pacaran
itu kan mendekati zina, betul teu?
Seseorang ada yang mengatakan bahwa boleh pacaran, tetapi pacaran yang Islami. Masa ada sih pacaran yang Islami? Sumpeh loe?
Ya jelas tidak ada. Agama kita tidak mengajarkan seperti itu, tidak ada
di dalam Al-Quran, sunah Rasulullah atau kamus apapun yang namanya
pacaran Islami atau bolehnya pacaran dengan menjalankan nilai-nilai
keislaman, TIDAK ADA!
Disebutkan di dalam judul tulisan ini bahwa pacaran adalah suatu
investasi kebohongan, apa sih maksudnya? Menurut KBBI, investasi berarti
"menanam modal", sedangkan kebohongan berarti "peruhal bohong atau
sesuatu yang bohong". Jika di-jogres-kan, investasi kebohongan berarti menanam sesuatu dalam kebohongan. So, apa korelasi antara pacaran dengan investasi kebohongan? Jangan pindah website dulu ya, karena pembahasan kita belum beres, oke bray?
Shahibul Muslimin, mari perhatikan pertanyaan simple berikut ini, lalu jawab di dalam hati kita. Apa motif kita untuk pacaran? Setelah pacaran, kita mau ngapain?
Apa yang kita inginkan dari dia? Apa kita rela berkorban untuknya? Jika
mau berkorban, untuk apa? Apa setelah menjalin hubungan, apa ada rasa
capek baik jiwa maupun hati yang menimpa kita? Apa kita merasa galau
selama menjalin hubungan? Jika sudah tergambar di dalam benak kita
tentang jawaban dari pertanyaan ini, apakah kita memahami bahwa kita
menginvestasikan sesuatu untuk seseorang yang belum tentu menjadi milik
kita? Kita melakukan sesuatu dan berkorban untuk orang yang tidak halal
untuk kita, apakah dengan hal ini Allah akan memberkahi kita?
Sejenak kita renungkan, kita menghabiskan investasi uang misalnya untuk
membeli pulsa (untuk menelepon atau SMS si dia), mengajak nonton,
jalan-jalan, memberi barang yang spesial dengan harga tinggi dan
sebagainya, apakah itu bukan termasuk pemborosan yang tidak bermanfaat?
Kita menghabiskan investasi waktu misalnya untuk mengobrol tidak jelas,
SMS-an seharian, memikirkan dia seharian dan masih banyak lagi. Apakah
itu bukan termasuk suatu perbuatan yang menyia-nyiakan waktu? Waktu dan
uang adalah investasi, sudah seharusnya kita menggunakannya untuk
hal-hal yang bermanfaat. Bukankah semua investasi itu kita berikan untuk
kebohongan belaka?
Pacaran memang menurut sebagian besar remaja adalah sesuatu yang
mengasyikan. Memang sudah terlihat jelas jika melakukan perbuatan
maksiat itu mengasyikan dan kita mudah untuk melakukannnya, seperti
pacaran misalnya. Namun apabila kita melakukan kebaikan, bahkan itu
adalah untuk kebaikan kita sendiri kita terkadang sulit untuk
melakukannya, misalnya shalat tepat waktu. Hal inilah yang menjadi
tantangan remaja kita saat ini, sulit melakukan kebaikan tetapi mudak
melakukan kemaksiatan, khususnya pacaran karena pacaran itu adalah
sebuah kemaksiatan yang bisa menjerumuskan pelakunya ke pintu kenistaan
(baca : zina).
Masih mau memberikan investasi untuk kebohongan?
Pacaran : Investasi Kebohongan. Nikah : Investasi Kebenaran untuk Dunia dan Akhirat, Insya Allah.
Allahu A'lam.
sumber: http://www.umatmuhammad.com/2012/12/pacaran-investasi-kebohongan.html#.UMdHCKyf7gZ
0 komentar:
Posting Komentar