skip intro/masuk

Logo sciemics

Selasa, 04 Juni 2013

Pengalaman SILAKBAR FOSSEI

Share on :




Intermezo SILAKBAR FoSSEI


Ada yang menarik dari kegiatan Silaturahim Akbar FoSSEI dan KA-FoSSEI (25 Mei 2013 di gedung Pers Jakarta Selatan), yaitu hadirnya beberapa tokoh terkemuka dibidang ekonomi di Indonesia. Diantaranya Bpk. Yuslam Fauzi, Bpk. Firmanzah, Bpk. Adiwarman A Karim, Bpk Iwan, dkk yang tergabung di MES (Masyarakat Ekonomi Syariah). Selain dihadiri oleh alumni FoSSEI, tentunya dihadiri juga oleh para mahasiswa anggota FoSSEI (Forum Silaturahim Studi Ekonomi Islam) yang masih aktif berada digaris terdepan dalam jihad membumikan Islam di bidang ekonomi. Mahasiswa dari berbagai daerah pun ikut hadir, JABODETABEK, JABAR, JATENG, JATIM, SUMATERA dll.

Setelah pembukaan dari panitia dan sambutan dari Presidium Nasional FoSSEI, ketua/koordinator Korps Alumni FoSSEI lalu dilanjutkan oleh talkshow dengan para tokoh tersebut.

Sambutan-sambutan
Satu persatu tokoh tersebut maju ke mimbar dan memberikan sambutan serta testimoni tentang organisasi FoSSEI. Tersebar di lebih-kurang 120 kampus di Indonesia memiliki fokus dalam hal keilmuan dan studi/belajar. Sehingga dapat menjadi harapan sebagai organisasi mahasiswa (yang mempelajari) ekonomi islam terbesar di Dunia. Kita/kalian ada di jalan yang benar. Insya Alllah. We are in the right track.


Pembicara lainnya sebagai perwakilan dari akademisi dan pemerintahan, memberikan optimisme kepada para pelajar/mahasiswa supaya terus melanjutkan studi sampai ke jenjang yang paling tinggi. Menurutnya salah satu permasalahan bangsa ini adalah kualitas SDM dan masih kurangnya Doktor-Doktor di negara ini. Pendidikan tinggi belum dianggap penting karena memang hanya kurang dari 2% penduduk di negeri ini yang melanjutkannya ke jenjang perguruan tinggi. Riset demi perkembangan perekonomian sangat lah penting. Oleh karenanya beliau memberikan tips dan trik guna mempersiapkan studi kedepan. Yaitu dengan mempersiapkan TOEFL, bahasa, dan rekomendasi dari dosen.


"Intermezo"
Namun yang paling menarik bagi saya pribadi adalah bertatap langsung dengan ilmuan ternama, dan pengarang buku yang banyak menjadi rujukan dalam mempelajari ekonomi islam, praktisi ahli di bidang ekonomi Islam yaitu Adiwarman A Karim.

Dalam pembukaannya, setelah membuka dengan salam, beliau langsung menghadapkan wajahnya pada banner/spanduk yang berada di panggung dan berkata.

“Islam akan bangkit kembali diakhir zaman, dan pada awal kemunculannya menggunakan sorban biru.”
Lalu sembari memnunjuk kearah spanduk silakbar yang berwarna biru(identik dengan warna FoSSEI). Beliau menyeru :
“Biruu!” sontak para peserta tertawa dan bertepuk tangan mendengarnya sekaligus membuat suasana menjadi lebih cair.

“Biru disini ada yang megartikan kebangkitannya pada negara yang dikelilingi laut yaitu negara kita. Indonesia. Hanya di Indonesia negara satu-satunya yang tidak mempermasalahkan mau sholat didepannya pakai batu atau tidak, mau teraweh lanjut terus 23 atau kalau lo capek 11 pulang gak masalah. Mau ber jenggot seperti saya, atau sedikit berjenggot, atau tidak punya jenggot seperti yang disamping saya.(kebetulan 3orang didepan panggung termasuk beliau memiliki wajah yang dihiasi jenggot tebal, ada yang sedang, dan yang tidak punya jenggot)”

Tidak sampai disitu beliau melanjutkan intermezonya dengan mempertanyakan arti logo/lambang yang tertera pada spanduk silakbar.

“setiap logo/lambang pasti ada maknanya, kenapa lambang orang di spanduk ada enam orang? ini pasti ada maknanya.” Mungkin ini maksudnya adalah sahabat-sahabat Rasulullah.
Lalu beliau menyebutkan nama-nama sembari menunjuk kearah sepanduk.

“Abu Bakar..., Umar..., Usman..., Ali..., Hasan dan Husain..”
Tentu saja hal ini membuat peserta yang lain pun bersorak lagi, siapa sangka beliau memerhatikan hal-hal kecil dan seketika menjadikan hal itu sebagai pembuka pembicaraan yang baik dan berkesan menurut saya.
Di negara ini ekonomi islam lahir bukan dari pemerintah, tapi dari permintaan masyarakat. Bukan lagi Business by the money atau up to down atau bottom up, tapi sudah business by the people.

0 komentar:

Posting Komentar