Dua
tahun sudah aku menginggalkan kota kelahiranku. Membuat jejak di kampung orang.
Jauh dari keluarga dan tidak ada sanak saudara. Benar-benar sendiri aku
mengukir jejakku. Terkadang aku merasa iri dengan segelintir orang yang dengan
mudahnya kembali ke kampung halaman sesukanya, terkadang aku iri dengan
segelintir orang yang dengan mudahnya berbagi cerita dan saling membantu dengan
sanak saudara di dekatnya, terkadang aku iri dengan segelintir orang yang
nyaris tidak mengalami kesulitan dalam hal apapun baik itu dari segi financial
maupun kepercayaan. Tapi ketika aku
berfikir lagi, apalah gunanya keirianku??? Hanya menambah rasa sakit dan dosa
saja…
Aku
flashback ingatanku dua tahun yang lalu, ketika teman-temanku serius belajar
aku malah berkeliaran dijalanan dan meninggalkan Les Bimbel, mengetuk dari
pintu ke pintu, membaca setumpuk buku panduan sensus penduduk, begadang demi menulis
data-data manusia yang hidup di kota kelahiranku, bahkan sampai mengeluarkan
persediaan air mata karena tekanan yang kuhadapi. Demi bisa melanjutkan kuliah
aku fokuskan diri pada pekerjaan ini. Masih ingat betul betapa bencinya aku
kepada orang-orang yang mempunyai target besar dan kesempatan besar, sementara
aku waktu itu tidak bisa berharap banyak. Perih??? Mungkin,,, aku cuma punya
mimpi, harapan, dan doa. Bisa melanjutkan kuliah di PTN mendalami ekonomi
islam…
Semua
ujian masuk PTN tidak aku ikuti. Harapanku waktu itu hanya tinggal satu, yaitu
IAIN-SU. Aku berharap bisa lulus disana. Tapi sebelum aku mengikuti ujian
masuknya, Allah memberi kejutan indah yang tidak pernah kubayangkan. Singkat
cerita, mimpi, harapan, doaku terkabul dengan sangat indah. Setelah proses
pahit yang aku jalani kini Allah memberikan semua mimpi-mimpiku. Beasiswa S1,
kuliah di Jawa, mendalami ekonomi islam, suasana kampus yang cukup islami.
Walaupun kampusku bukanlah kampus yang menjadi kebanggaan banyak orang tapi aku
bahagia disini, yah walaupun terkadang birokrasi kampus cukup menyebalkan bagi
mahasiswa, tapi aku banyak belajar dari semua yang terjadi. Target-targetku pun perlahan-lahan terwujud,
walaupun dalam pencapaiannya lagi-lagi aku harus menghadapi hal pahit sepahit
buah mengkudu.
Sesuatu itu tidak akan bernilai dan
membawa kebahagiaan jika dalam pencapiannya tidak disertai dengan kesukaran. Karena
kesukaran dan kemudahan adalah berdampingan. Dan kemudahan itu tidak akan
terasa sebelum merasakan kesukaran. Kau tidak akan tau hal itu mudah jika kau
tidak mengenal sukar. Bukankah Allah berfirman Fainna ma’al ‘usri yusran Inna
ma’al ‘usri yusraa (maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan,
sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan). QS. Asy-Syarh : 5-6.
Tetaplah ikhtiar, doa, dan tawakal
serta yakin, tidak ada yang tidak mungkin jika Allah menghendaki. Ista’inu
Bisshabri was Shalah..
Walau
saat ini yang terjadi belum sesuai dengan harapan. Yakinlah Allah menyimpan
kejutan manis dibalik kenyataan yang dihadapi. Tinggal mengunggu waktu yang
tepat untuk Allah menujukkan keajaibannya. La takhaf wa la tahzan ,,, Inna Allaha
ma’ana.
Tetaplah
tegar ketika menghadapi hal yang tidak kita suka sekalipun. Tetap ikhtiar dan
selalu berdoa untuk semua impianmu. “Bekerjalah tuk duniamu seakan kau hidup
selamanya, Beramallah tuk akhiratmu seakan kau mati esok.”
Sebaik-baiknya
rencana kita, namun rencana allah jauh lebih indah….
Be2ktwin
0 komentar:
Posting Komentar