skip intro/masuk

Logo sciemics

Senin, 06 Agustus 2012

Sebarkan Ekonomi Islam Lewat Keluarga

Share on :


Oleh  Helmy Cahya Muhammad
(Manajemen UPI 2010, Manajer Syiar Image, Chairman of Study Community of Islamic Economics)
Ekonomi syariah adalah ilmu yang mempelajari segala prilaku manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dengan tujuan memperoleh falah (kedamaian dan kesejahteraan dunia-akhirat). Ekonomi syariah bertujuan untuk mencapai masyarakat yang sejahtera, baik di dunia maupun di akhirat, tercapainya pemuasan optimal berbagai kebutuhan baik jasmani maupun rohani secara seimbang, baik perorangan maupun masyarakat.
Semua yang ada di dalam ekonomi syariah berdasarkan Alqurandan Sunah, sehingga tidak mungkin ada kejanggalan atau kecacatan di dalamnya. Sesuai dengan Q.S. Al-Maidah ayat: 3, yang berbunyi “Pada hari ini, Aku sempurnakan bagi kamu agama kamu, dan Aku cukupkan nikmat-Ku kepadamu, dan Aku ridla Islam jadi agamamu…”. Dan juga pada Q.S. Al-Isra ayat:12, yang berbunyi “Dan segala sesuatu telah Kami terangkan secara terperinci..”.  Sehingga ekonomi yang benar-benar berdasarkan Alquran dan Sunah tidak perlu ragu lagi akan kebenarannya.
Namun, di zaman yang modern ini, masih banyak golongan masyarakat yang belum tahu apa itu itu ekonomi syariah dan bagaimana prinsipnya. Sehingga butuh penyebaran atau perluasan (ekspansi) dalam mengubah sistem perekonomian negeri ini. Ada beberapa pendekatan dalam mengubah atau mengembangkan sistem di antaranya:
1.      Pendekatan Klasik. Pendekatan klasik (classical approach) disebut juga dengan pendekatan tradisional (traditional approach) atau pendekatan konvensional (conventional approach). Metodologi Pendekatan Klasik mengembangkan sistem dengan mengikuti tahapan pada System Life Cycle. Pendekatan ini menekankan bahwa pengembangan akan berhasil bila mengikuti tahapan pada System Life Cycle.
2.      Pendekatan terstruktur (Structured Approach). Pendekatan terstruktur dilengkapi dengan alat (tools) dan teknik yang dibutuhkan dalam pengembangan sistem, sehingga hasil akhir dari sistem yang dikembangkan akan didapatkan sistem yang strukturnya didefinisikan dengan baik dan jelas.
3.      Pendekatan dari Bawah ke Atas (Bottom-up Approach). Pendekatan ini dimulai dari level bawah organisasi, yaitu level operasional dimana transaksi dilakukan. Pendekatan ini dimulai dari perumusan kebutuhan-kebutuhan untuk menangani transaksi dan naik ke level atas dengan merumuskan kebutuhan informasi berdasarkan transaksi tersebut.
4.      Pendekatan dari Atas ke Bawah (Top-down Approach). Pendekatan dari Atas ke Bawah (Top-down Approach) dimulai dari level atas organisasi, yaitu level perencanaan strategi. Pendekatan ini dimulai dengan mendefinisikan sasaran dan kebijaksanaan organisasi. Langkah selanjutnya dari pendekatan ini adalah dilakukannya analisis kebutuhan informasi. Setelah kebutuhan informasi ditentukan, maka proses turun ke pemrosesan transaksi, yaitu penentuan output, input, basis data, prosedur-prosedur operasi dan kontrol.
5.      Pendekatan Sepotong (piecemeal approach). Pengembangan yang menekankan pada suatu kegiatan/aplikasi tertentu tanpa memperhatikan posisinya di sistem informasi atau tidak memperhatikan sasaran organisasi secara global (memperhatikan sasaran dari kegiatan atau aplikasi itu saja).
Dalam mengembangkan ekonomi syariah, di berbagai negara melakukan dua pendekatan, yaitu Pendekatan Dari Bawah ke Atas (Bottom to Up Approach) dan Pendekatan Dari Atas ke Bawah (Top to Down Approach). Dan di setiap pendekatan memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Dalam pendekatan Bottom to Up pengembangan ekonomi syariah dilakukan secara perlahan-lahan. Mulai dari kalangan mikro lalu berlanjut kepada kalangan makro dan diakhiri pada berubahnya kebijkan-kebijakan dalam sistem ekonomi di Negara, bahkan sampai dengan berubahnya sistem ekonomi di dunia. Menurut Prof. Dr. Asad Zaman dalam pendekatan Bottom to Up ada teknik untuk melakukannya yaitu dengan Promote to Family.
Keluarga adalah tempat di mana seseorang mendapat pelajaran, perhatian, dan pengalaman pertama. Sehingga keluarga sangatlah berpengaruh dalam memandang sebuah budaya dan kebijakan dalam seseorang. Jika kita melakukan perubahan dalam keluarga maka kita juga akan merubah apa yang akan terjadi di dunia.
Mengembangkan ekonomi syariah dalam keluarga sangatlah penting, karena akan membawa ekonomi syariah ini ke luar sana. Seperti apa yang dikatakan oleh Aa Gym dengan 3M, mulai dari diri sendiri, mulai dari hal yang terkecil, dan mulai dari sekarang. Jika kita sudah memahami bagaimana prinsip-prinsip ekonomi syariah maka kita harus mengedukasikan kepada keluarga. Contoh kecilnya seorang ayah mengajari kepada anaknya tentang bagaimana transaksi yang halal dan yang haram, satu keluraga menggunakan membuka tabungannya di bank syariah, mempraktekan sehari-hari di dalam kehidupan keluarga, dll.
Sehingga dengan adanya kegiatan-kegiatan seperti itu akan melahirkan pribadi-pribadi yang mengerti apa itu ekonomi syariah, bagaimana prinsip-prinsipnya, dan selalu mempraktekannya dalam kehidupan sehari-hari. Sosok seperti ini  akan menjadi tauladan bagi kehidupan bermasyarakat. Setelah itu ekonomi syariah akan menjamur di dalam masyarakat dikarenakan adanya pribadi-pribadi yang mengetahui ekonomi syariah. Maka dari itu, tidak akan menjadi hal yang aneh jika seseorang sudah berbicara tentang ekonomi syariah satu sama lain dalam kehidupan sehari-hari.
Hasil dari teknik ini akan menjadikan sebuah sistem sederhana yang akan mengasilkan efek yang luar biasa. Misalnya guru mengajarkan muridnya tidak hanya ekonomi konvensional, tapi menyisihkan waktunya untuk membandingkannya juga dengan ekonomi syariah. Sehingga murid akan tahu bagaimana sistem ekonomi yang paling baik.
Maka dari itu dalam mengembangkan ekonomi syariah kita tidak boleh lupa lingkungan mana yang harus kita kembangkan terlebih dahulu. Jangan ragu untuk berdakwah di kelurga kita sendiri demi mengembangkan ekonomi syariah di negeri ini.

0 komentar:

Posting Komentar