skip intro/masuk

Logo sciemics

Kamis, 30 Mei 2013

MENULIS MENURUT PERSFEKTIF ISLAM

Share on :

MENULIS MENURUT PERSFEKTIF ISLAM
Naila Amalah
Pendidikan Manajemen Perkantoran Universitas Pendidikan Indonesia
Saat ini, permusuhan menjadi tidak asing lagi untuk kita dengar. Kerusuhan dan tindakan kriminal muncul sebagai aksi balas dendam yang dilakukan akibat ada satu pihak yang merasa dirugikan. Salah satu hal yang dapat menyebabkan suatu pihak merasa dirugikan adalah adanya perkataan tidak pantas yang dilontarkan terhadap mereka. Sehingga yang akan terjadi adalah adanya suatu akibat buruk yang didapatkan oleh pihak yang melontarkan perkataan tidak pantas tersebut. Wakil kepala Badan Reserse Kriminal Polri Inspektur Jenderal Polisi, Saud Usman, menyatakan bahwa:
“Setiap 91 detik terjadi satu kejahatan di Indonesia sepanjang tahun 2012, tepatnya hingga November 2012, jumlah kejahatan mencapai 316.500 kasus”.

Banyak hal yang sangat ironi dirasakan, akibat dari adanya ucapan yang seharusnya tidak dilontarkan.Selain kerusuhan dan tindakan kriminalitas, suatu ucapan buruk akan dapat mengimplikasikan hilangnya akal sehat manusia sehingga kesadaran mereka akan kemanusiaan dan rasa persaudaraan akan hilang dengan seketika. Seperti dalam salah satu Hadits shahih yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah yang menyatakan bahwa “Yang paling banyak menjerumuskan manusia ke neraka adalah dua lubang, yaitu mulut dan kemaluan”.Naudzubillaah.

Oleh karena itu, Islam menganjurkan penganutnya untuk lebih memilih diam daripada berbicara tanpa mendatangkan kebermanfaatan. Lebih baik tidak berbicara jika perkataannya itu akan memunculkan hal negatif pada dirinya dan/atau orang lain. Memang bukan hal yang mudah suatu kegiatan menahan sesuatu yang ingin diucapkan itu dilakukan. Tetapi Islam memberikan banyak alternatif, agar aspirasi hati, fikiran, serta perasaan kita itu dapat tersalurkan dengan cara dan tempat yang baik.

Salah satu cara agar curahan hati itu dapat tersalurkan dengan cara dan tempat yang baikadalah dengan menuliskan semua yang kita rasakan itu, sehingga muncul perasaan tenang dan lega di dalam diri dan yang selanjutnya akan menyebabkanbersihnyahati yang sebelumnya telah terkotori.Menulis merupakan pekerjaan yang dicontohkan oleh Islam. Hal itu bisa dibuktikan dengan adanya ayat suci Al-qur’an yang merupakan tulisan dari firman Allah SWT, serta adanya Al-hadits yang merupakan tulisan dari perkataan, perbuatan, serta tingkah laku Rasulullah saw.

Merupakan sebuah kewajaran, jika sebuah kegiatan menulis itu dicontohkan dalam ajaran Islam.Karena banyak sekali kebermanfaatan yang dapat dirasakan dan ditimbulkandari adanya kegiatan tersebut. Selain dapat menambah ingatan penulis tentang sesuatu yang telah dituliskannya, dapat menambah pengetahuan orang lain yang membaca tulisan tersebut, kegiatan menulis itu juga dapat mengakibatkan bernilainya suatu kejadian, peristiwa, dan pengalaman, sehingga dapat dijadikan rujukan atau bahkan teori dalam melakukan suatu kejadian yang sama.

Jika kegiatan menulis itu tidak dilakukan, yang ada hanyalah kebinasaanakan segala sesuatu yang sebelumnya telah ditemukan, diketahui, dan dipelajari.Sehingga sejarah tentang sesuatu akan hilang bersamaan dengan hilangnyaorang yang mengetahui sesuatu tersebut. Kalaupun orang yang mengetahui sesuatu tersebut masih hidup, sesuatu itu tidak pasti akan teringat selalu, mengingat ketidaksempurnaan akal dan fikiran manusia yang merupakan sebuah fitrah manusia. Bahkan sesosok manusia yang paling sempurnapun, yaitu Rasulullah saw, pernah mengalami hal tersebut.

Dengan demikian, menulis merupakan kegiatan yang sangat dianjurkan oleh Islam karena manfaat yang dapat dihasilkan olehnya sangatlah besar dan berragam. Dengan kata lain, orang yang melakukan kegiatan menulis adalah orang yang telah memberikan kebermanfaatan bagi orang lain dalam hal ini adalah pembaca. Sebagaimana dalam Hadits shahih yang diriwayatkan oleh Thabrani dan Daruqathni yang menjelaskan bahwa “Sebaik-baiknya manusia adalah orang palingbermanfaat bagi manusia”.




Referensi:
http://nasional.kompas.com/read/2012/12/26/15260465/Setiap.91.Detik.Terjadi.Satu.Kejahatan.di.Indonesia

1 komentar:

The ink of the scholar is more sacred than the blood of the martyr
- Tinta para pelajar lebih suci daripada darah orang2 yg mati syahid

Posting Komentar