skip intro/masuk

Logo sciemics

Sabtu, 19 Januari 2013

Ini Jihadku, Apa Jihadmu?

Share on :



Bismillah...
Jihad. Apa sih jihad itu? Orang-orang pada umumnya tidak tepat dalam memaknai jihad yang sebenarnya. Tidak jarang jihad itu selalu dikaitkan dengan terorisme atau pengeboman. Padahal jihad itu sejatinya adalah mengerahkan dan mencurahkan segala kemampuannya baik berupa perkataan maupun perbuatan (Imam Santoso, Lc : 2008). So, apakah jihad itu selalu dilakukan dengan pedang/senjata? Tentu tidak Shahibul Muslimin. Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa makna lain dari jihad ini adalah bersungguh-sungguh. Bersungguh-sungguh dalam hal apa? Dalam hal membela agama Allah (Islam) tentunya.

Shahibul Muslimin, jihad dalam membela agama kita bukan hanya dengan perang saja, bisa juga dengan pikiran, ta'lim, tabligh, dakwah, dan berbagai perbuatan lain yang merujuk kepada Al Quran dan Hadits sesuai dengan kemampuan masing-masing. Contohnya jika kita seorang pedagang, kita berdagang dengan cara yang jujur dan sesuai dengan syariat Islam (contohnya tidak mengurangi/menambah timbangan), kemudian hasil perdagangan itu sebagian dihibahkan ke masjid atau baitul mal (baca : rumah zakat) untuk kepentingan umat.

Profesi juga bisa menjadi cara untuk berjihad, seperti keterangan pada paragraf di atas. Guru atau penulis misalnya, mereka berjihad dengan ilmu yang mereka dapatkan. Guru menyampaikan secara lisan kepada muridnya untuk senantiasa berada di jalan Allah demi tegaknya agama, pengaruh guru disini tentunya menjadi tombak utama jihad dengan carata'lim dan tabligh. Begit pula dengan penulis yag menyampaikan pesan-pesan Islam melalui pena yang dituliskan tangannya.

Ingat Shahibul Muslimin, kita sebagai umat Rasulullah saw. berkewajiban untuk meneruskan jihad beliau. Ketika beliau meninggal, banyak di antara kaum muslimin yang murtad pada saat itu. Namun Khalifatu Rasulillah (baca : Abu Bakar As-Siddiq) yang dipilih oleh kaum muslimin memberantas orang-orang yang murtad itu sehingga mereka kembali kepada Islam, Rahmatan lil 'Alamin. Hal ini membuktikan bahwa Kalifah Abu Bakar meneruskan jihad Rasulullah untuk menegakkan Islam. Nah bagaimana dengan kita yang usianya berbeda 14 abad dari zaman Rasulullah? Apakah kita berani untuk meninggalkan ajaran Islam yang dibawa oleh Rasulullah? Na'udzubillahi min dzalik.

Shahibul Muslimin, mari kita meneruskan jihad fi sabilillah Rasulullah saw. agar Islam kembali berjaya di bumi Allah ini. Bersungguh-sungguh dalam berjihad sesuai dengan Al Quran dan Hadits menurut kemampuan dan profesi kita masing-masing. Ini Jihadku, Apa Jihadmu?

Allahu A'lam.

Referensi :
http://www.dakwatuna.com/2008/01/355/jihad-jalan-kami/

0 komentar:

Posting Komentar