Sangat manusiawi bila seseorang senang dengan pujian. Tapi,
waspadalah pujian itu bisa melenakan. Selain itu, pujian juga bisa
membuat seseorang enggan belajar karena sudah merasa lebih hebat
dibandingkan orang lain. Bahkan seseorang yang sudah gila pujian,
hidupnya akan terasa hampa dan tak bahagia saat pujian tak lagi
menghampirinya.
Banyak orang yang ingin berpikir positif dan memotivasi orang lain
dengan cara memberikan pujian. Celakanya, terkadang pujiannya melebihi
keadaan yang sesungguhnya. Orang yang menerima pujian akhirnya merasa
hebat padahal faktanya tidak.
Hai orang-orang yang hobinya memuji, ketahuilah kau memang akan
tampak sebagai orang yang baik dan positif, tapi kebaikanmu sebenarnya
semu dan menipu. Mengapa? Kerena dia yang yang memuji kadang
menyampaikan sesuatu yang tidak dimiliki oleh orang yang dipuji.
Sehingga, orang yang dipuji akan mudah lalai. Dalam jangka panjang,
orang yang dipuji berlebihan akan menjadi “orang yang tidak tahu bahwa
dirinya tidak tahu”.
Apakah tidak boleh memuji? Tentu boleh, tapi tak perlu berlebihan.
Tak perlu menyampaikan sesuatu yang sesungguhnya tidak ada dalam diri
orang yang dipuji. Berpikir dan lakukanlah hal yang positif pada
tempatnya. Jangan sampai Anda menjerumuskan dan menyesatkan banyak orang
dengan pujian Anda.
Bagi orang-orang yang dipuji waspadalah. Luruskan niat Anda saat
berbuat. Teruslah fokus pada hal-hal yang perlu diperbaiki dan
ditingkatkan. Selalu berupaya agar apapun yang kita lakukan memberi
manfaat kepada siapapun yang terlibat dan menjadi bekal menuju kampung
akhirat. Pujian itu hanya bumbu, bukan tujuan.
Memberikan pujian dan menerima pujian bisa menjadi jebakan yang
menyesatkan. Karenanya, berhati-hatilah bila bertemu dengan orang yang
sangat gampang memuji. Namun, bila datangnya pujian tak bisa Anda
hindari, jangan mudah bangga dengan pujian itu. Boleh jadi, mereka
memuji karena mereka tidak tahu sisi gelap dan aib-aib yang pernah Anda
perbuat.
sumber: http://www.jamilazzaini.com/jebakan-pujian/



0 komentar:
Posting Komentar